Secara umum konsep mobilitas sosial yaitu ketika seseorang ingin memperoleh status yang lebih tinggi dibandingkan status sebelumnya sebagai mana orang ingin menduduki kehidupan lebih baik, jabatan lebih tinggi, hingga berkecukupan.
Akan tetapi keinginan tersebut mempunyai faktor penghambat dan menempuh proses yang sangat sulit. Proses menuju keberhasilan atau kegagalan itu bukti adanya mobilitas sosial.
Faktor penghambat itu salah satunya faktor ekonomi yang dapat mempengaruhi mobilitas sosial, karena perbedaan ekonomi yang signifikan yang ada di antara kelompok sosial yang berbeda (masyarakat mampu, berkecukupan, dan kurang mampu. Orang-orang dari strata sosial yang lebih rendah seringkali memiliki akses terbatas ke kesempatan pendidikan dan pelatihan yang berkualitas, serta kesempatan kerja yang baik dan stabil. Kurangnya ekonomi seseorang dapat menghambat kemampuan mereka untuk naik ke kelas sosial yang lebih tinggi.
Kemudian, faktor ekonomi juga dapat memengaruhi akses ke aset dan sumber daya yang penting untuk mobilitas sosial, seperti kepemilikan rumah, transportasi, atau bahkan akses ke layanan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas.
Jika seseorang tidak memiliki akses ke sumber daya tersebut, maka mereka mungkin berjuang untuk meningkatkan status ekonomi dan mengangkat posisi sosial mereka.
Selain itu, ketimpangan ekonomi juga dapat mempengaruhi bagaimana masyarakat memandang dan memperlakukan masyarakat dari strata sosial yang lebih rendah.
Orang dari strata sosial yang lebih rendah mungkin dianggap kurang berharga dan kurang mampu dalam masyarakat, yang dapat membatasi kesempatan mereka untuk meningkatkan status sosial mereka.
Kesimpulan dari penjelasan di atas yaitu, faktor ekonomi dapat menjadi penghambat mobilitas sosial karena dapat membatasi akses ke sumber daya penting dan peluang yang diperlukan dari sudut pandang kelas ekonomi (mampu, cukup, dan kurang mampu) untuk naik ke kelas sosial yang lebih tinggi.